Pernahkan anda mendengarkan kasus kekerasan di sekolah? atau bahkan anda yang menemukan kasus kekerasan tersebut. Sekolah seharusnya menjadi tempat bagi anak-anak untuk menuntut ilmu dan bermain bersama teman sebayanya. Sekolah merupakan tempat yang nyaman dan mampu mengembangkan bakat anak. Namun apa yang terjadi bila sekolah sudah tidak aman bagi anak serta Sekolah menjadi tempat kekerasan. Hal ini akan membuat anak merasa takut dan tidak betah dengan sekolah. Anak juga akan merasakan trauma atas tindakan kekerasan tersebut.
Anak-anak yang mengalami tindak kekerasan pada umumnya dapat mengalami trauma mendalam. Kondisi mental dan kejiwaan anak yang belum stabil membuat mereka lebih rentan terguncang saat menghadapi kondisi yang menekan mereka. Inilah yang disebut dengan trauma. Trauma yang terjadi pada anak akan berdampak kepada kondisi psikologisnya. Kondisi perubahan psikologis tersebut di antaranya ketakutan yang luar biasa, perubahan suasana hati yang cepat, lekas marah, sikap agresif, perasaan depresi dan cemas, serta perilaku impulsif. Hal Inilah yang akan menghambat perkembangan anak secara mental.
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan dalam menghadapi trauma pada anak dari korban kekerasan.
1. Berikan rasa aman
Ketika anak mengalami suatu trauma dari tindak kekerasan, anak akan merasakan bahwa lingkungan yang ada di sekitarnya tidak aman. Membangun rasa aman kepada anak merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh orangtua. Rasa aman dapat ditunjukkan melalui perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua maupun orang yang ada di sekelilingnya. Pastikan orang tua dan orang lain yang berada di sekelilingnya akan selalu ada untuknya dan bisa berikankan pengertian bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dengan cara seperti itu maka anak akan mencoba untuk tidak khawatir terhadap lingkungannya.
2. Jauhkan anak dari tempat terjadinya kekerasan
Anak yang mengalami kekerasan akan selalu ingat dimana ia diperlakukan dengan tidak senang, sehingga tempat itu akan selalu di ingat dan menjadi bayang-bayangnya setiap waktu. Keadaan ini akan memancing ingatan dan emosi anak. Hal ini dapat memperparah trauma. Apabila tempat terjadinya kekerasan adalah sekolah maka orang tua sebaiknya memindahkan anak pada sekolah yang baru, kemudian kenalkan anak dengan lingkungan yang baru dan pastinya selalu di dampingi oleh orang tua dengan tetap memberikan rasa aman kepadanya.
3. Biarkan anak tetap bersosialisasi
Memberikan rasa aman bukan berarti kita mengurung anak di rumah dan menghindarkannya dari bermain dengan teman sebayanya. Meskipun ada kecenderungan orangtua akan merasa khawatir, namun biarkan anak tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, terlebih lagi jika lingkungan disekitar adalah lingkungan yang baru. Bimbing anak dengan mengenalkannya kepada kondisi lingkungan serta teman temannya. Membatasi sosialisasi anak justru akan menimbulkan rasa kesepian. Rasa kesepian akan berpotensi mengingatkan anak pada kejadian traumatis yang sebelumnya pernah dialaminya dan dapat memperbesar ketakutannya. Upayakan agar anak dapat kembali ke ke dunia mereka, dimana anak dapat bermain, tertawa dan berkenalan dengan teman sebayanya.
4. Meminta bantuan psikolog untuk terapi mental
Orang tua mungkin merupakan orang terdekat bagi anak, namun orang tua juga butuh arahan yang tepat dalam menyembuhkan trauma yang terjadi pada anak. Orang tua akan memerlukan pihak lain dalam meminta masukan dan pengalaman. Salah satunya ialah dari psikolog. Tujuannya agar orang tua tau cara penanggulangan yang tepat dan efisien dalam menangani masalah trauma, umumnya psikolog akan melakukan usaha penyembuhan dengan metode psikoterapi. Yang mana psikoterapi merupakan upaya penyembuhan dengan metode wawancara. Anak akan diajak berbicara dan didorong serta diarahkan untuk mengekspresikan perasaannya saat ini. Pada tahap yang lebih lanjut, anak juga akan diarahkan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
5. Alihkan perhatian anak dengan kegiatan yang positif
Membimbing anak kepada aktifitas yang positif akan mempercepat pemulihan kondisi trauma. Dimana kegiatan yang positif ini akan mendorong anak untuk berfikir kepada kreatifitas dan tantangan baru. Kegiatan yang positif akan menghilangkan rasa murung, cemas, dan depresi. Banyak hal positif yang dapat dilakukan oleh anak misalnya seperti berolahraga, melukis, memasak, atau kegiatan lain yang berkaitan dengan hobinya.
6. Terus berikan dukungan kepada anak
Sebagai orang tua anda harus tetap berfikir positif, yang mana hal ini akan mendorong anda dalam membimbing anak ke arah yang positif pula. Jangan menimbulkan rasa sedih ataupun cemas kepada anak, karna hal ini dapat mengingatkan kembali dengan trauma yang pernah dialami. Selalu berikan dukungan dan motifasi serta teruslah tersenyum di depan anak. Berikan aura positif yang dapat membuat semangat anak menjadi bertambah.