Empty sella syndrome adalah penyakit langka yang menyerang otak. Empty sella syndrome (ESS) adalah masalah kesehatan yang terjadi pada sella tursika. Sella tursika ialah struktur tulang yang terletak pada bagian dasar tulang tengkorak dan berfungsi melindungi kelenjar pituitari. Meski sering tidak menimbulkan gejala, penyakit ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu dikarenakan usia dan pertumbuhan pada tubuh. Perburukan kondisi dapat ditandai dengan sakit kepala kronis dan gangguan hormon atau penglihatan pada mata.
Kelenjar pituitari berfungsi untuk menghasilkan hormon dan mengatur beragam fungsi organ tubuh. Bila empty sella syndrome tidak terdeteksi sedini mungkin atau dibiarkan tanpa penanganan, produksi dan kerja hormon dalam tubuh dapat terganggu.
Gejala Pada Empty Sella Syndrome
Penderita empty sella syndrome umumnya tidak mengalami gejala apa pun saat usia muda, sehingga sangat sulit untuk terdeteksi. Gejala baru akan muncul bila kelenjar pituitari mengalami penyusutan yang kemudian memicu ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Oleh karena itu, setiap penderita empty sella syndrome bisa saja merasakan gejala yang berbeda karena bergantung pada hormon apa yang dipengaruhi. Beberapa penderita empty sella syndrome akan merasakan Kelelahan sepanjang waktu, Sakit kepala kronis, Mata kering, Penurunan kualitas penglihatan, Penurunan gairah seksual, gangguan saat menstruasi pada wanita, Impotensi pada pria, Tekanan darah tinggi, serta Keluar cairan jernih dan tidak berbau dari hidung
Penyebab Empty Sella Syndrome
Berikut dua jenis penyebab dari empty sella syndrome, diantaranya yaitu.
1. Empty sella syndrome sekunder
Empty sella syndrome sekunder dapat terjadi karena adanya gangguan pada kelenjar pituitari yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti: Cedera kepala akibat benturan keras atau kecelakaan, Riwayat operasi di bagian kepala, Tumor otak, Terapi radiasi di kepala, Infeksi otak ataupun Sindrom Sheehan.
2. Empty sella syndrome primer
Sampai saat ini penyebab empty sella syndrome primer belum diketahui jelas. Namun, kondisi ini kerap dikaitkan dengan cacat lahir dan menyebabkan adanya sobekan kecil pada lapisan pembungkus pada otak. Kondisi inilah yang akhirnya membuat cairan dalam otak dapat bocor dan masuk ke dalam sella tursika, sehingga menyebabkan kelenjar pituitari menyusut.