Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Etika Profesi Psikolog: Bolehkah Memberi Layanan pada Teman Dekat?

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 12:45 WIB Last Updated 2022-08-21T11:31:42Z
membantu masalah pada teman, tugas psikolog, kesehatan mental teman


Secara umum, psikolog merupakan salah satu tenaga profesional yang menangani kasus-kasus seputar kejiwaan, seorang psikolog tentunya harus menjadi pendengar yang baik bagi pasien agar memberikan rasa nyaman ketika pasien sedang bercerita tentang hal pribadi. Mungkin disaat kita mendengar bahwa seorang pasien harus mendapatkan kenyamanan saat sedang bercerita pada psikolog, di antara kita masih sering berpikir bahwa akan semakin baik bila psikolog dan pasien tersebut memiliki sebuah hubungan di luar konseling, sehingga pasien tidak akan canggung dan semakin terbuka kepada psikolog. Hal tersebut salah besar! justru seorang psikolog tidak boleh memberikan layanan kepada kerabat atau orang yang memiliki hubungan lain di luar konseling. Kenapa? yuk, cek faktanya!


1. Tidak Objektif

Seorang psikolog harus bersikap objektif ketika pasien berkonsultasi dengannya, objektif yaitu netral atau tidak memihak. Ketika pasien dan psikolog memiliki hubungan di luar konseling, maka bersikap objektif adalah hal yang sulit dilakukan. Misalnya ketika seorang pasien bercerita bahwa ia merasa depresi ketika ditinggalkan oleh orang-orang terdekat kepada temannya yang merupakan seorang psikolog, di sisi lain psikolog mengetahui dan sudah paham dengan sifat pasien yang ternyata adalah orang yang toxic yang membuat orang-orang menjauh dari pasien, hal seperti ini tentunya menjadi sulit bagi psikolog untuk memberikan saran kepada pasien.


2. Terapi Bersifat Rahasia

Terapi dengan psikolog sifatnya rahasia, seorang psikolog tidak boleh menyebarkan masalah dan identitas pasien, ketika berkonsultasi, pasien juga harus merasa nyaman saat bercerita dan mengeluarkan semua keluh kesahnya pada psikolog, pasien dapat bercerita secara terbuka atau terang-terangan kepada psikolog agar dapat diberi solusi yang terbaik. Namun ketika seorang pasien berkonsultasi kepada psikolog yang sekaligus kerabatnya, akan ada kemungkinan pasien merasa takut dan tidak nyaman karena semua masalahnya diceritakan kepada orang yang ia kenal, sehingga pasien merasa takut masalahnya akan disebar.


3. Sulit Memberi Batasan

Pasien dan psikolog memiliki sebuah batasan-batasan tertentu ketika sedang melakukan sebuah konsultasi, ketika pasien dan psikolog memiliki hubungan pertemanan atau kekeluargaan, akan sulit memberi sebuah batasan tersebut, bayangkan jika pasien merupakan sahabat dari psikolog, maka akan ada kemungkinan mereka malah hanya saling bercerita atau curhat seperti pada kehidupan sehari-hari.


Itulah beberapa alasan mengapa psikolog justru tidak boleh memberikan layanan kepada teman dekat, bukan hanya teman dekat, namun juga pada kerabat, pacar, ataupun keluarga. Memiliki teman yang merupakan seorang psikolog mungkin memang menyenangkan, ia akan bersedia menjadi pendengar dan memberi solusi, namun hanya boleh sebatas curhat atau sharing saja, tidak dengan berkonsultasi. Jadi, lebih baik memilih psikolog di luar pertemanan. 

×
Berita Terbaru Update