Abraham Maslow, seorang psikolog asal Amerika, dalam bukunya yang berjudul "The Dynamic of Psychological Security" menyatakan bahwa insecurity adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak aman, menganggap bahwa dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya.
Insecurity atau biasa sering disebut insecure adalah hal yang wajar dirasakan oleh manusia, hal itu dikarenakan kita yang selalu merasa tak cukup puas dari apa yang kita punya dan kita gapai, ditambah lagi dengan pandangan kita terhadap orang lain yang merasa bahwa orang lain memilki kehidupan yang sempurna, hal ini sesuai dari pengertian menurut psikologi yang menyatakan bahwa insecure merupakan emosi yang timbul atau terjadi apabila kita menilai diri kita sendiri menjadi seorang inferior dari orang lain. Insecure memang hal yang wajar, namun jangan sampai rasa insecure itu menjadi berlebihan sehingga menjadi penghalang untuk seseorang dapat bergerak maju.
Lantas, Mengapa Insecure Disebut Penyakit Mental dari Sosial Media?
Media sosial itu sendiri adalah tempat berkomunikasi yang dilakukan secara online dari gadget yang saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari kita, dengan media sosial kita dapat berinteraksi tanpa harus mengunjungi orang tersebut, selain untuk berkomunikasi, saat ini media sosial menjadi ajang tempat menyalurkan sebuah momen bahagia yang dapat dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia.
Contohnya seperti aplikasi Instagram atau yang sekarang sedang sering dipakai oleh generasi milenial yaitu aplikasi Tiktok, kita dapat melihat kehidupan orang lain dari seluruh dunia yang di upload, dari postingan jalan-jalan ke luar negeri, makan makanan yang mahal dan enak, keberhasilan dan kebahagiaan orang lain, kita juga dapat melihat orang-orang yang jauh lebih sempurna di atas kita dalam bentuk fisik.
Hal itu dapat membuat diri kita merasa jauh tertinggal dari orang lain, kita kerap kali membandingkan pencapaian kita yang mungkin belum berada pada garis finish dengan orang lain yang sudah berhasil mencapai keinginannya dan menyebarkan kebahagiaan itu di sosial media, alhasil, kita menyalahkan diri sendiri, memberikan kalimat-kalimat negatif pada diri kita dan bahkan dapat menyakiti diri sendiri secara fisik.
Dilansir dari National Center for Health Research, seseorang dapat menghabiskan waktu lebih dari lima jam sehari di sosial media, 71% lebih berpotensi mengalami gangguan mental. Hal tersebut tentunya berbahaya bagi kita.
Gangguan mental yang dipicu dari sosial media cukup banyak macamnya, seperti depresi, Fear of Missing Out (FMO), Borderline Personality Disorder (BPD), dan lain-lain.
Bagaimana Cara Menghindari Gangguan Mental dari Sosial Media?
1. Berhenti Mengikuti Orang-orang yang Bikin Kamu Insecure
Jika sosial media kamu dipenuhi dengan orang-orang yang selalu memposting semua keberhasilan dan kebahagiaannya yang bikin kamu merasa tidak berguna dan minder, maka berhentilah mengikuti sosial medianya, kamu punya hak untuk meng-unfoll para selebgram atau orang lain yang membuat diri kamu merasa tidak ada apa-apanya.
2. Ikuti Akun-akun yang Positif
Nah, kalau kamu sudah berhenti mengikuti akun yang membuat kamu selalu membanding-bandingkan diri kamu dengan orang lain, kamu bisa mulai mengikuti akun-akun yang bermanfaat seperti akun yang selalu memposting tentang hal-hal positif, tips dan trik produktif, atau akun yang selalu memposting tentang hal-hal yang merupakan passion kamu.
3. Berhenti Mengikuti Artis-artis Cantik/Tampan
Siapa nih yang kerap kali insecure kalau ngeliat artis-artis dengan paras yang sempurna? hidung mancung, bibir mungil, tubuh langsing, sampai kamu ngerasa kalau kamu itu selalu kurang dari segi fisik dan alhasil kamu sering kali merasa tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan. Mulai sekarang, stop mengikuti mereka, tidak ada salahnya, kok. Justru dengan berhenti mengikuti akun mereka, kamu lebih merasa damai dan mengurangi rasa insecure kamu.
4. Kurangi Bermain Sosmed
Kalau media sosial kamu sudah bebas dari hal-hal yang bikin kamu insecure, lebih baik lagi jika kamu mengurangi jam bermain media sosial, kamu dapat memberi batasan bermain, misalnya dalam sehari kamu hanya boleh membuka sosial media 60 menit, dan itupun harus melihat hal-hal yang bermanfaat.
Tanpa media sosial pun kamu masih dapat menikmati hal-hal menarik dan bermakna dalam keseharian, kamu bisa mengikuti organisasi baru di luar atau dalam kampus, jalan-jalan dan kumpul bersama teman, mengerjakan hobi, atau belajar hal baru.
Nah, itulah alasan mengapa insecurity disebut gangguan mental dari sosial media dan cara menguranginya. Teruslah percaya bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dengan kelebihannya masing-masing, berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan fokus pada progress diri.