Seperti yang kita ketahui bahwa ketika seseorang sudah berada pada usia dewasa maka ia akan memiliki kematangan dan tanggung jawab yang lebih, entah itu bertanggung jawab atas hidupnya sendiri ataupun kepada keluarganya jika ia telah menikah, namun hal itu tidak berlaku bagi penderita gangguan mental yang cukup unik satu ini. Perter Pan syndrome.
Gangguan mental satu ini mungkin jarang didengar oleh kita karena memang namanya yang cukup unik, Peter Pan sendiri adalah nama tokoh dalam cerita anak-anak yang ditulis oleh JM Barrie, sastrawan asal Skotlandia, Peter Pan digambarkan sebagai tokoh laki-laki nakal dan menolak menjadi dewasa, karakter tokoh Pater Pan yang sangat kekanak-kanakan tersebut dijadikan sebagai nama gangguan psikologis oleh Dan Kiley pada tahun 1983 yang saat ini dikenal sebagai Peter Pan syndrome.
Pria dengan Peter Pan Syndrome tidak menunjukkan adanya kematangan dan tanggung jawab sebagaimana pria pada umumnya, pria dengan sindrom ini sangat besifat kekanak-kanakan, baik secara sosial maupun psikologis. Mereka juga tidak merencanakan masa depan seperti pria pada umumnya sehingga tidak ada bentuk sifat tanggung jawab sedikitpun.
Sindrom ini dapat terjadi karena kesalahan pola asuh sewaktu kecil, oleh karena itu orang tua diharapkan dapat menyesuaikan cara mengasuh sesuai usianya dan dapat mengenal ciri atau tanda-tanda yang terjadi pada anak sehingga disaat anak dewasa, mereka akan bertumbuh sebagaimana usianya. Penyebab lain dari sindrom ini yaitu pola asuh orang tua yang terlalu protektis.
Humbelina Robles Ortega, profesor di Department of Personality, Evaluation and Psychological Treatment, University of Granada pernah mengatakan bahwa penderita sindrom Peter Pan akan selalu merasa kesepian sehingga mereka akan terus bergantung pada orang lain layaknya seperti anak kecil yang masih harus diasuh oleh orang tuanya.
Apa Saja Ciri-ciri Penderita Peter Pan Syndrome?
1. Berperilaku seperti anak kecil
Misalnya ketika mereka dilanda sebuah masalah, pria pada umumnya akan mencari sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, namun bagi penderita sindrom Peter Pan, ia mungkin hanya akan menangis dan tidak bisa mengambil sebuah tindakan untuk menyelesaikannya.
2. Sangat bergantung pada orang lain.
Mereka akan terus ingin selalu dilindungi oleh orang di sekitarnya serta selalu ingin permintaannya dituruti, jika hal tersebut tidak terjadi seperti apa yang diinginkan olehnya, maka pria dengan sindrom Peter Pan ini akan melakukan hal seperti anak-anak pada umumnya, misalnya dengan menangis atau marah kepada orang yang dianggap sebagai pelindungnya.
3. Tidak ingin mengakui kesalahan
Penderita sindrom Peter Pan tidak ingin disalahkan jika mereka memiliki sebuah kesalahan, mereka cenderung melimpahkan kesalahannya kepada orang lain.
Namun ciri-ciri sindrom Peter Pan pada pria dewasa ini berbeda-beda maka akan sulit untuk mengidentifikasinya, oleh karena itu perlu untuk berkonsultasi kepada ahlinya agar diberikan sebuah solusi yang terbaik.
Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi Peter Pan Syndrome?
Jika kamu memiliki keluarga yang mengidap sindrom Peter Pan, ada beberapa hal yang dapat membantu mengatasinya.
1. Mengenalkan Konsep Dewasa
Jiwa seseorang yang mengidap sindrom ini belum matang walaupun usia dan fisik mereka sudah dewasa, hal itu membuat kita harus mengenalkan konsep dewasa secara bertahap dan perlahan. Seperti mengajarinya untuk mengakui kesalahan dan tidak melimpahkan kesalahan tersebut pada orang lain, mengajari cara berempati pada orang lain, serta hal-hal dewasa lainnya.
2. Jauhkan dari Hal yang Mengalihkan Fokusnya
Ketahui apa saja hal yang membuatnya selalu tidak fokus, jika pria dewasa dengan sindrom ini sering tidak fokus karena mainan, maka singkirkan benda tersebut hingga ia menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya ia lakukan.
3. Konsultasikan pada Ahli
Jika penderita sindrom Peter Pan ini tidak mengalami perkembangan ketika sudah diberi penanganan oleh keluarganya, maka akan lebih baik jika mereka dikonsultasikan oleh para ahli seperti psikolog, agar mereka terlatih untuk hidup lebih dewasa dan tidak bergantung pada orang lain, karena akan sangat sulit bagi seorang pria dewasa jika ia akan terus bertingkah seperti anak-anak.
Peter Pan Syndome memang tidak dapat sepenuhnya sembuh, namun sejumlah terapi masih dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan emosionalnya dan kualitas hidupnya.
Itulah sekilas informasi tentang Peter Pan syndrome, untuk menghindari hal itu terjadi pada anak dan keturunan kita, penting untuk mempelajari bagaimana pola asuh yang benar sedari kecil sesuai dengan usianya, sehingga jiwa yang kekanak-kanakan tidak terus melekat hingga dewasa. Selain itu, orang tua diharapkan tidak terlalu protektis ketika mengasuh.