Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sejarah Jengkol Sebagai Makanan Rakyat Indonesia

Jumat, 12 Agustus 2022 | 14:11 WIB Last Updated 2022-08-21T11:35:10Z
banyak sejarah buah jengkol dan menjadi makanan favorit masyarakat indonesia


Berbicara tentang jengkol, ada baiknya kita mengenal sejarah buah yang tergolong dalam jenis polong-polongan ini. Jengkol sangat populer di Indonesia terutama pada menu menu utama di rumah makan. Jengkol atau disebut dengan nama latin Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum merupakan jenis tanaman khas wilayah yang berasal dari tropis Asia Tenggara. Pohon jengkol dapat anda temukan di sebaran Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Thailand. Di negara-negara itu pula biji jengkol diolah menjadi berbagai macam makanan.


Di Indonesia, beberapa daerah memiliki istilah tersendiri untuk menyebut tanaman ini. Misalnya jengkol untuk penamaan dari orang Jawa, lubi penamaan untuk orang Sulawesi, dan jariang untuk wilayah Minangkabau. Bagi orang Indonesia, biji pohon jengkol ini dapat diolah menjadi berbagai menu makanan. Misalnya dijadikan keripik, semur, rendang, kerupuk, atau jenis kudapan lain. 


Pada jaman dulu jengkol atau sangat kurang popular bagi masyarakat Jawa. Jengkol lebih popular di kalangan masyarakat Betawi, Pasundan dan Sumatra. Bagi orang Sumatera jengkol cenderung dianggap sebagai makanan murahan dan memiliki rasa yang sangat enak.


Jengkol sering kali menjadi makanan yang diejek karna memiliki bau yang sangat menyengat dengan ciri khas tersendiri, tidak sedikit dari masayarakat tidak menyukai buah ini.  Di Sumatera, pohon jengkol tumbuh di lereng pegunungan Bukit Barisan, pekarangan dan ladang-ladang penduduk. Orang Sumatera belum terbiasa membudidayakan tanaman jengkol. Mereka umumnya memperoleh biji-biji jengkol mentah dari tanaman liar di sekitar hutan atau yang tumbuh secara tak sengaja di ladang-ladang.

jengkol banyak dijual di pasar dan swalayan


sama halnya yang terjadi di Jakarta. orang-orang Betawi banyak yang menanam pohon ini di pekarangan dan halaman rumah. Misalnya di wilayah Pondok Gede dan Lubang Buaya. Sekarang dua daerah itu terkenal karena semur jengkolnya, yang disebut-sebut sebagai makanan khas orang Betawi.


Sampai saat ini juga tidak ada catatan resmi sejak kapan Jengkol dikenal oleh penduduk Indonesia. Namun Jengkol sepertinya telah ada sepanjang umur peradaban manusia di Nusantara. Seperti dikatakan Sejarawan Jakarta JJ Rizal, jengkol ini bukan hanya dikenal di Jakarta, tapi juga di daerah lain di Indonesia.


Menurut ahli botani asal Inggris, Isaac Henry Burkill (1935) melalui buku catatannya yang berjudul; dictionnary of the economic products of the Malay peninsula, jengkol selain dipakai sebagai lauk pauk, juga dipakai untuk obat diare dalam dunia medis, bahan keramas rambut, dan bahan penambah karbohidrat.


Pohon jengkol berbuah secara musiman, antara November hingga Januari jika di daerah Indonesia. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Indonesia dan Malaysia. Tinggi pohon mencapai 30 meter, serta dapat hidup di dataran tinggi maupun rendah. Meski bisa dimakan, jengkol juga mengandung racun berasal dari asam jengkolat.


Kasus keracunan jengkol di Indonesia pernah dilaporkan dokter peneliti Belanda, Van Veen dan Hyman. Hyman menulis buku yang menjadi rujukan medis terbit pada 1933 berjudul "on the toxic component of the djenkol bean". Dalam catatannya tersebut ia menyebut pada zaman penjajahan Belanda dulu kasus keracunan jengkol banyak dialami orang-orang Jawa.


Namun demikian, dalam buku itu dia tidak mengungkap detail jumlah kasus. Sebenarnya jengkol tidak akan membawa dampak yang negatif terlalu parah jika kita makan dalam porsi yang terjaga dan tidak berlebihan. Jengkol juga banyak memberikan kegunaan dan manfaat bagi kesehatan. Segala sesuatu yang berlebihan maka akan memberikan dampak yang kurang baik pada diri kita. Jadi bagaimana menurut kalian, apakah kalian yang membaca ini termasuk dalam golongan orang pecinta jengkol atau bukan? 

×
Berita Terbaru Update